Setelah promo gila-gilaan, film terbaru Star Wars akhirnya sampai juga ke Indonesia. Bagaimana kualitasnya? Cek saja review Star Wars The Force Awakens ini! Jangan khawatir, review ini sudah dipastikan spoiler free!
Perseteruan antara Galactic Empire Vs Rebel Alliance telah lama berakhir. Namun kini kekuatan kegelapan kembali bangkit lewat First Order, dilengkapi dengan senjata yang jauh lebih berbahaya dibanding sebelumnya. Finn, seorang prajurit yang memutuskan desersi, dan Rey, seorang scavenger, terseret dalam konflik yang akan melibatkan seluruh galaksi dengan triliunan nyawa manusia sebagai taruhannya. Apa yang bisa mereka lakukan? Dan apa yang terjadi pada para pahlawan dari film sebelumnya?
Setelah trilogi prequel yang kontroversial, The Force Awakens dinanti-nanti dengan harap-harap cemas oleh para fans, terutama para fanboy dan fangirl Star Wars yang telah setia mengikuti franchise ini sejak dulu. Di satu sisi, penggarapan film ini akan lepas dari George Lucas. Tendensi buruk sutradara yang satu itu, terutama dari segi dialog dan plot, mungkin tak akan terulang di film baru ini.
Di sisi lain, Lucas adalah orang yang menciptakan Star Wars, jadi dia adalah orang yang paling memahami seri ini. Jadi, apakah J.J Abrams dapat menghasilkan film yang memuaskan?
Ternyata jawabannya adalah… ya. Singkatnya, ini adalah film yang sangat memuaskan dan menurut penulis pantas untuk bersanding bersama trilogi asli Star Wars.
Di sisi lain, Lucas adalah orang yang menciptakan Star Wars, jadi dia adalah orang yang paling memahami seri ini. Jadi, apakah J.J Abrams dapat menghasilkan film yang memuaskan?
Ternyata jawabannya adalah… ya. Singkatnya, ini adalah film yang sangat memuaskan dan menurut penulis pantas untuk bersanding bersama trilogi asli Star Wars.
Biasanya, kesalahan sebuah franchise yang memutuskan untuk membuka awal baru adalah dengan mengubah terlalu banyak hal. Karakter lama disisihkan, hanya dijadikan cameo, atau malah dibunuh agar para tokoh baru memperoleh kesempatan lebih banyak untuk beraksi. Padahal para tokoh baru ini bisa jadi tampil menyebalkan dan secara keseluruhan tidak mampu untuk meraih simpati seperti tokoh sebelumnya.
Apakah The Force Awakens seperti itu? Tidak sepenuhnya. Peran para tokoh utama dari trilogi orisinil mungkin sudah tidak seperti dulu, namun posisi mereka di film masih tetap vital dan memudahkan transisi ke para pahlawan baru. Tokoh-tokoh baru seperti Rey, Finn, bahkan Kylo Ren pun terasa memiliki karakteristik yang baik dan manusiawi, semakin memudahkan penonton untuk menerima kalau sekarang adalah era mereka. Apa lagi karena akting mereka jauh lebih baik dari Hayden Christensen di trilogi prekuel.
Dan memang, perkembangan karakter adalah salah satu keunggulan utama Force Awakens. Mulai dari perkembangan karakter utama sejati dari film ini, dari awal hingga akhir, hingga Kylo Ren yang ternyata masih dihantui keraguan akan jalan yang dipilihnya. Sentuhan ini menyajikan drama menggigit yang, diselingi oleh ledakan pertempuran, akan membuatmu bertahan di kursi untuk menyaksikannya hingga habis.
Tapi, fans seri Star Wars mungkin akan merasakan de javu saat menonton film ini. Ada banyak unsur yang mirip dengan A New Hope. Mulai dari sosok Kylo Ren yang mirip Darth Vader, General Hux yang mengingatkan akan Grand Moff Tarkin, dan banyak lagi yang tak bisa disebutkan karena spoiler. Namun J.J Abrams dan tim penulis naskah berhasil menyajikan twist-twist tersendiri yang membuat unsur-unsur ini bukan hanya sentuhan nostalgia, atau malah pengulangan hambar, tapi malah membuat filmnya semakin enak diikuti.
The Force Awakens adalah bagian awal dari sebuah trilogi baru, dan J.J Abrams berhasil memulainya dengan sangat baik. Selain fans Star Wars, film ini juga seharusnya bisa memuaskan para penggemar film aksi. Hanya mereka yang benar-benar membenci film bergenre space opera saja yang tidak direkomendasikan untuk menyaksikan film ini. Untuk yang lain, terutama yang ketinggalan hype dari film-film sebelumnya? Tak ada salahnya untuk mencicipi The Force Awakens, bahkan walau kamu belum menonton film sebelumnya.